a. Upacara
Kehamilan Dalam Budaya Jawa:
Suku bangsa Jawa mengenal upacara
sehubungan dengan kehamilan yang
tidak
hanya didasari kepercayaan rakyat asli, melainkan sudah dipengaruhi sistem budaya Hindu, sehingga upacara
ritualnyapun hasil campuran budaya Jawa dan Hindu. Dalam menghadapi
kelahiran, keluarga sudah memulai keadaan prihatin sejak bulan pertama
masa kandungan, yang kadang-kadang diikuti dengan selamatan sederhana. Si
calon ibu mulai saat itu harus menuruti beberapa pantangan makanan dan
pantangan lain. Demikian pula bagi calon ayahpun berlaku pantangan untuk
perbuatan-perbuatan yang akan berakibat kurang baik bagi calon bayi mereka.
Selamatan ini dimulai sejak bulan pertama sampai bulan ke sembilan bahkan
sampai bulan kesepuluh apabila ada kehamilan mencapai sepuluh bulan.
Ø Pada
bulan pertama, Acara ini disebut ngabor-abori keluarga Jawa akan membuat selamatan
sederhana yang maksudnya selamatan sederhana yang maksudnya untuk memohon
keselamatan dan kesejahteraan bagi calon ibu dan calon bayi yang akan
lahir. Pada acara ini dibuatlah :
1) Jenang
abor-abor atau bubur sumsum dari tepung beras dan dimasak dengan santan dan
diberi rasa asin,
2) Dimakan
bersama santan kental dan Juruh (air gula merah).
Ø Pada
bulan kedua dan ketiga dibuatlah:
1) Sega janganan, yaitu
nasi tumpeng (bentuk gunung) yang dilingkari beberapa macam sayuran
yang jumlah macamnya harus dalam
bilangan
ganjil.
2) Macam
jenang (bubur) beras, yaitu jenang putih, jenang abang (buburmerah yang dibuat
dari gula kelapa), jenang abang putih (jenang merah dibubuhi jenang
putih) dan jenang baro-baru ( bubur katul dibubuhigula jawa).
3) Pipis
kenthel, yaitu tepung beras dengan santan dan garam yang
4) Dibungkus daun pisang
dan dikukus, jajanan pasar dan kembang boreh, yaitu bungan khusus
untuk selamatan.
Ø Pada
bulan keempat dibuat:
1) Nasi
punar (sega punar) yaitu nasi udul kuning yangdiberi rasa asam.
2) Seekor kerbau ( Kebo siji), yang dilambangkan
melalui danging
3) Segala macam jeroan
4) Sebutir mata dan sambal goring.
Ø Pada
bulan kelima dibuatlah
1) Sega
Janganan yang sama dengan bulan kedua dan ketiga
2) Uler-uleran
yang terbuat dari tepung beras berbentuk ulat yang diberi pewarna warna merah,
kuning, hitam dsb
3) Berbagai
macam kentan dengan berbagai macam warna
4) Enten-enten,
yaitu makanan dari kentan yang manis rasanya.
Pada bulan kelima ini
para keluarga akan dikirimi makan dari calon ibu dan ayah yang terdiri ata
sega wajar dan punar, daging goring kebo siji (segala macam, jeroan, danging
dan mata satu biji), beberapa jenis makanan selamatan dan rujak crobo.
Seluruh makanan ini dimasukan ke dalam takir ponthang dengan lima macam jarum
dari emas hingga tembaga. Takir ponthang adalah wadah dari daun pisang
yang dirangkap dengan janur kuning (daun kelapa muda yang berwarna kuning).
Maksud dari hantaran sajian ini untuk memohon doa restu dari para sanak
keluarga untuk keselamatan calon ibu dan anak yang berada dalam kandungan.
Ø Pada
bulan keenam hanya dibuat satu macam sajian yang disebut apem kocor, yaitu tepung beras yang
diberi sedikit ragi dan dibuat bersama santan dan juruh.
Ø Pada
bulan Ketujuh diadakan upacara tingkeban atau mitoni
Upacara tingkepan
disebut juga mitoni berasal dari kata pitu yang artinya tujuh, sehingga upacara
mitoni dilakukan pada saat usia kehamilan tujuh bulan, dan pada kehamilan
pertama.
·
Tata Cara Pelaksanaan
Upacara Tingkepan
Siraman dilakukan oleh
sesepuh sebanyak tujuh orang. Bermakna mohon doa restu, supaya suci lahir dan
batin. Setelah upacara siraman selesai, air kendi tujuh mata air dipergunakan untuk
mencuci muka, setelah air dalam kendi habis, kendi dipecah.
Memasukkan
telur ayam kampung ke dalam kain (sarung) calon ibu oleh suami melalui perut
sampai pecah, hal ini merupakan simbul harapan supaya bayi lahir dengan lancar,
tanpa suatu halangan.
Berganti
Nyamping sebanyak tujuh kali secara bergantian, disertai kain putih. Kain putih
sebagai dasar pakaian pertama, yang melambangkan bahwa bayi yang akan
dilahirkan adalah suci, dan mendapatkan berkah dari Tuhan YME. Diiringi dengan
pertanyaan sudah "pantas apa belum", sampai ganti enam kali dijawab
oleh ibu-ibu yang hadir "belum pantas."
Sampai
yang terakhir ke tujuh kali dengan kain sederhana di jawab "pantes." Adapun nyamping yang
dipakaikan secara urut dan bergantian berjumlah tujuh dan diakhiri dengan motif
yang paling sederhana sebagai berikut : – Sidoluhur – Sidomukti – Truntum –
Wahyu Tumurun – Udan Riris – Sido Asih – Lasem sebagai Kain – Dringin sebagai
Kemben
Makna
nyamping yang biasa dipakai secara berganti-ganti pada upacara mitoni mempunyai
beberapa pilihan motif yang semuanya dapat dimaknai secara baik antara lain
sebagai berikut :
1)
Wahyu Tumurun
Maknanya agar bayi yang
akan lahir menjadi orang yang senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan selalu mendapat. Petunjuk dan perlindungan dari Nya
2)
Sido Asih
Maknanya agar bayi yang
akan lahir menjadi orang yang selalu di cintai dan dikasihi oleh sesama serta
mempunyai sifat belas kasih
3)
Sidomukti.
Maknanya agar bayi yang
akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa, yaitu berbahagia dan disegani
karena kewibawaannya.
4)
Truntum.
Maknanya agar keluhuran
budi orangtuanya menurun (tumaruntum) pada sang bayi.
5)
Sidoluhur.
Maknanya agar anak
menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur.
6)
Parangkusumo.
Maknanya agar anak
memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki ketangkasan bagai parang
yang sedang dimainkan pesilat tangguh. Diharapkan dapat mikul dhuwur mendhem
jero, artinya menjunjung harkat dan martabat orang tua serta mengharumkan nama
baik keluarga.
7)
Semen romo.
Maknanya agar anak
memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta kasih Rama dan Sinta
pada rakyatnya.
8)
Udan riris.
Maknanya agar anak
dapat membuat situasi yang menyegarkan, enak dipandang, dan menyenangkan siapa
saja yang bergaul dengannya.
9)
Cakar ayam.
Maknanya agar anak
pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan dengan cakarnya karena rasa
tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya, sehingga kebutuhan hidupnya
tercukupi, syukur bisa kaya dan berlebihan.
10) Grompol.
Maknanya semoga
keluarga tetap bersatu, tidak bercerai-berai akibat ketidakharmonisan keuarga
(nggrompol : berkumpul).
11) Lasem.
Bermotif garis
vertikal, bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada Tuhan YME.
12) Dringin.
Bermotif garis
horisontal, bermakna semoga anak dapat bergaul, bermasyarakat, dan berguna
antar sesama.
Mori
dipakai sebagai busana dasar sebelum berganti-ganti nyamping, dengan maksud
bahwa segala perilaku calon ibu senantiasa dilambari dengan hati bersih.Jika
suatu saat keluarga tersebut bahagia sejahtera dengan berbagai fasilitas atau
kekayaan atau memiliki kedudukan maka hatinya tetap bersih tidak sombong atau
congkak, serta senantiasa bertakwa kepada Tuhan YME.
Pemutusan Lawe atau janur kuning yang
dilingkarkan di perut calon ibu, dilakukan calon ayah menggunakan keris Brojol
yang ujungnya diberi rempah kunir, dengan maksud agar bayi dalam kandungan akan
lahir dengan mudah.
Calon nenek dari pihak calon ibu,
menggendong kelapa gading dengan ditemani oleh ibu besan. Sebelumnya kelapa
gading diteroboskan dari atas ke dalam kain yang dipakai calon ibu lewat perut,
terus ke bawah, diterima (ditampani) oleh calon nenek, maknanya agar bayi dapat
lahir dengan mudah, tanpa kesulitan.
Calon ayah memecah kelapa, dengan
memilih salah satu kelapa gading yang sudah digambari Kamajaya dan Kamaratih
atau Harjuna dan Wara Sembodro atau Srikandi.
Upacara memilih nasi kuning yang diletak
di dalam takir sang suami. Setelah itu dilanjutkan dengan upacara jual dawet
dan rujak, pembayaran dengan pecahan genting (kreweng), yang dibentuk bulat, seolah-olah
seperti uang logam. Hasil penjualan dikumpulkan dalam kuali yang terbuat dari
tanah liat. Kwali yang berisi uang kreweng dipecah di depan pintu. Maknanya
agar anak yang dilahirkan banyak mendapat rejeki, dapat menghidupi keluarganya
dan banyak amal.
·
Hidangan sebagai ucapan
syukur kepada Tuhan YME, yang disediakan dalam upacara Tingkepan antara lain :
1)
Tujuh Macam Bubur,
termasuk bubur Procot.
2)
Tumpeng Kuat , maknanya
bayi yang akan dilahirkan nanti sehat dan kuat, (Tumpeng dengan Urab-urab
tanpa cabe, telur ayam rebus dan lauk yang dihias).
3)
Jajan Pasar, syaratnya
harus beli di pasar (Kue,buah,makanan kecil)
4)
Rujak buah-buahan tujuh
macam, dihidangkan sebaik-baiknya supaya rujaknya enak,bermakna anak yang
dilahirkan menyenangkan dalam keluarga
5)
Dawet, supaya
menyegarkan.
6)
Keleman Semacam
umbi-umbian, sebanyak tujuh macam.
7)
Sajen Medikingan,
dibuat untuk kelahiran setelah kelahiran anak pertama dan seterusnya, macamnya
:
Nasi
Kuning berbentuk kerucut
1) Enten-enten,
yaitu kelapa yang telah diparut dicampur dengan gula kelapa dimasak sampai
kering.
2) Nasi
loyang, nasi kuning yang direndam dalam air,kemudian dikukus kembali dan diberi
kelapa yang telah diparut.
3) Bubur
procot yaitu tepung beras, santan secukupnya, gula kelapa dimasak secara utuh,
dimasukkan ke dalam periuk untuk dimasak bersama-sama
·
Kronologis Upacara Tingkepan
1) Waktu
Pelaksanaan
Antara pukul 9.00
sampai dengan pukul 11.00 Calon ibu mandi dan cuci rambut yang bersih,
mencerminkan kemauan yang suci dan bersih. Kira-kira pukul 15.00-16.00, upacara
tingkepan dapat dimulai, menurut kepercayaan pada jam-jam itulah bidadari turun
mandi. undangan sebaiknya dicantumkan lebih awal pukul 14.30 WIB
2) Hari
Pelaksanaan
Biasanya dipilih
hari Rabu atau hari Sabtu, tanggal 14 dan 15 tanggal jawa, menurut kepercayaan
agar bayi yang dilahirkan memiliki cahaya yang bersinar, dan menjadi anak yang
cerdas.
3) Pelaksana
yang menyirami/memandikan
Para Ibu yang
jumlahnya tujuh orang, yang terdiri dari sesepuh terdekat. Upacara dipimpin
oleh ibu yang sudah berpengalaman.
·
Perlengkapan yang diperlukan :
Satu meja yang
ditutup dengan kain putih bersih, Di atasnya ditutup lagi dengan bangun tolak,
kain sindur, kain lurik, Yuyu sekandang, mayang mekak atau letrek, daun dadap
srep, daun kluwih, daun alang-alang. Bahan bahan tersebut untuk lambaran waktu
siraman.
Perlengkapan lainnya:
4) Bokor
di isi air tujuh mata air, dan kembang setaman untuk siraman.
5) Batok
(tempurung) sebagai gayung siraman (Ciduk)
6) Boreh
untuk mengosok badan penganti sabun.
7) Kendi
dipergunakan untuk memandikan paling akhir.
8) Dua
anduk kecil untuk menyeka dan mengeringkan badan setelah siraman
9) Dua
setengah meter kain mori dipergunakan setelah selesai siraman.
10) Sebutir
telur ayam kampung dibungkus plastik
11) Dua cengkir
gading yang digambari Kamajaya dan Kamaratih atau Arjuna dan Dewi Wara
Sembodro.
12) Busana
Nyamping aneka ragam, dua meter lawe atau janur kuning
13) Baju dalam
dan nampan untuk tempat kebaya dan tujuh nyamping, dan stagen diatur rapi.
14) Perlengkapan
Kejawen kakung dengan satu pasang kain truntum. Calon ayah dan ibu berpakain
komplet kejawen, calon ibu dengan rambut terurai dan tanpa perhiasan.
·
Selamatan/ Sesaji Tingkepan :
1) Tumpeng
Robyong dengan kuluban, telur ayam rebus, ikan asin yang digoreng.
2) Peyon
atau pleret adonan kue/nogosari diberi warna-warni dibungkus plastik, kemudian
dikukus.
3) Satu
Pasang Ayam bekakah (Ingkung panggang)
4) Ketupat
Lepet (Ketupat dibelah diisi bumbu)
5) Bermacam-buah-buahan
6) Jajan
Pasar dan Pala Pendem (Ubi-ubian)
7) Arang-arang
kembang satu gelas ketan hitam goring sangan
8) Bubur
Putih satu piring
9) Bubur
Merah satu Piring
10) Bubur
Sengkala satu piring
11) Bubur
Procot/ Ketan Procot, ketan dikaru santan, setelah masak dibungkus dengan
daun/janur kuning yang memanjang tidak boleh dipotong atau dibiting.
12) Nasi Kuning
ditaburi telur dadar, ikan teri goring, ayam,rempah
13) Dawet Ayu
(cendol, santan dengan gula jawa)
14) Rujak Manis
terdiri dari tujuh macam buah.
15) Perlengkapan
selamatan Tingkepan diatas, dibacakan doa untuk keselamatan seluruh keluarga.
Kemudian dinikmati bersama tamu undangan dengan minum dawet ayu, sebagai
penutup.
Ø Bulan
kedelapan dibuat selamatan sederhana yang terdiri atas:
1) Bolus
angrem, yaitu kue klepon tertutup serabi putih, dengan letak tengkurap sebagai
lambing kura-kura (binatang yang paling panjang usianya) yang ditengan
mengerami telurnya.
2) Kue
klepon terbuat dari tepung kentan berbentuk bulat-bulat kecil yang diberi warna hijau
dari daun kata berisi gula kelapa.
Ø Selamatan
terakhir diadakan pada bulan kesembilan, dengan membuat jenang
procot, yaitu bubur
beras yang dimasak denga santan manis, setengah matang dan diberi pisang utuh
yang telah dibuang kulitnya. Setelah dimasak bubur ini ditempatkan dalam
takhir (wadah dari daun pisang). Maksud selamatan jenang procotadlah agar sibayi
lahir dengan mudah (mrocot). Selain itu, selamatan pada bulan terakhir
kehamilan ini juga dimaksudkan untuk menghormati saudarasaudara si bayi yang blum
lahir, yaitu air kawah (ketuban) dan ari-ari (tembuni atau plasenta), yang
menurut kepercayaan jaw adalah teman si bayi. Jika usia kandungan
sudah mendekati bulan kesepuluh namun si bayi belum juga lahir, dibuatlah
selamatan berupa dhawet plencing, yang harus dijual oleh calon ibu, sedangkan
pembelinya adalah anak-anak, dengan uang dari pecahan genting (dhuwit
wingka). Anak-anak yang sudah membelidhawet itu harus segera meminumnya
sampai habis dan segera lari meninggalkan tempat itu (mlayu mlencing).
Dhawet adalah suatu jenis minuman dari tepung beras yang diminum dengan santan
dan gula merah atau gula kelapa. Dengan selamatan ini diharapkan agar si bayi
segera lahir secepat anak yang lari setelah minum dhawet.
2.2. Tradisi
Masyarakat Jawa pada Masa Nifas
Masa nifas dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan pulih kembali seperti keadaan
sebelum hamil. Secara tradisional, upaya perawatan masa nifas telah lama
dilakukan dengan berdasar kepada warisan leluhur dan hal tersebut bervariasi
sesuai adat dan kebiasaan pada masing-masing suku, misalnya saja suku Jawa yang
memiliki aneka perawatan selama masa postpartum. Namun, tidak semua perawatan
yang dilakukan oleh masyarakat suku Jawa tersebut dapat diterima bila ditinjau
dari aspek medis. Oleh sebab itu, informasi tentang perawatan masa nifas pada
suku Jawa merupakan salah satu aspek penting diketahui para pelayan kesehatan
untuk lebih memudahkan memberikan pendekatan dalam pelayanan kesehatan. Adapun tradisi perawatan masa nifas menurut adat Jawa
meliputi:
1) perawatan
pemeliharaan kebersihan diri, terdiri dari: mandi wajib nifas, irigasi vagina
dengan menggunakan rebusan air daun sirih, dan menapali perut sampai vagina dengan
menggunakan daun sirih
2) perawatan
untuk mempertahankan kesehatan tubuh, terdiri dari: perawatan dengan pemakaian
pilis, pengurutan, walikdada, dan wowongan,
3) perawatan
untuk menjaga keindahan tubuh, terdiri dari: perawatan dengan pemakaian parem,
duduk senden, tidur dengan posisi setengah duduk, pemakaian gurita, dan minum
jamu kemasan
4) perawatan
khusus, terdiri dari: minum kopi dan minum air jamu wejahan. Hasil dari
penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi petugas pelayan
kesehatan khususnya bidan untuk mempermudah memberikan pelayanan tanpa mengabaikan
aspek sosiokultural.
Beberapa upacara yang dilakukan masyarakat Jawa
setelah kelahiran:
Ø Upacara
Mendhem Ari-ari
Ari-ari
atau plasenta disebut juga dengan aruman atau embing-embing atau mbingmbing.
Bagi orang Jawa, ada kepercayaan bahwa ari-ari merupakan saudara bayi tersebut
oleh karena itu ari-ari dirawat dan dijaga sebaik mungkin, misalnya di tempat
penanaman ari-ari tersebut diletakkan lampu sebagai penerangan. Artinya, lampu
tersebut merupakan simbol pepadhang bagi bayi. Pemagaran di sekitar
tempat penanaman ari-ari dan menutup bagian atas pagar juga dilakukan agar
tidak kehujanan dan binatang tidak masuk ke tempat itu.
·
Tata Cara/Adat
Ari-ari
setelah dicuci bersih dimasukkan ke dalam periuk yang terbuat dari tanah
(kendhil). Di beberapa tempat, periuk dari tanah ini dapat diganti dengan
tempurung kelapa dan tabonan kelapa. Sebelumnya kendhil diberi alas daun senthe
yang di atasnya diletakkan beberapa barang yang merupakan syarat.
·
Syarat yang dimaksud di beberapa daerah
berlainan jenisnya, yaitu:
kembang boreh, lenga wangi, kunir bekas alas untuk memotong tali pusat,
welat (pisau yang terbuat dari potongan bambu tipis) yang dipakai untuk
memotong tali pusat, garam, jarum, benang, gereh pethek, gantal dua kenyoh,
kemiri gepak jendhul, tulisan huruf Jawa (ha na ca ra ka, ...), tulisan huruf
Arab, tulisan huruf latin (a, b, c, ...), dan uang sagobang; biji kemiri gepak
jendhul, jarum, gereh, beras merah, kunyit, garam, dan kertas tulisan Arab,pensil, buku, kertas tulisan Arab,
tulisan Jawa, dan tulisan latin. Selain itu, bagi bayi perempuan ke dalam
kendhil dimasukkan juga empon-empon seperti temu ireng, kunir, dlingo bengle,
bawang merah, bawang putih, benang, dan jarum. Bagi bayi laki-laki, dimasukkan
juga uang logam Rp 100,00 .
Setelah beberapa syarat itu dimasukkan disusul
kemudian dengan ari-ari, kendhil ditutup dengan lemper yang masih baru lalu
dibungkus dengan kain mori yang juga masih baru.
Pelaku atau orang yang menanam ari-ari haruslah ayah
kandung si bayi dengan mengenakan pakaian tradisi lengkap, yaitu: bebedan
dan mengenakan blangkon. Kendhil berisi ari-ari digendhong dan dibawanya
ke tempat penguburan dengan dipayungi. Timbunan tanah untuk mengubur ari-ari
dipagari dan di atasnya ditaburi kembang setaman (bunga mawar, melati, dan
kenanga). Di atasnya dipasang lampu yang dinyalakan setiap malam selama selapan
(35 hari). Tempat penguburan ari-ari ini biasanya terletak di samping kanan
pintu masuk.
Ø Upacara
Selapanan
Bila bayi sudah mencapai umur selapan atau 35 hari perlu juga
diselamati. Bila kemampuan mengizinkan biasanya mendatangkan tamu dengan
disertai keramaian misalnya klenengan, ketoprak, pentas wayang dan sebagainya.
Selamatan yang diperlukan adalah nasi tumpeng beserta sayur-sayuran,
jenang merah putih, jajan pasar, telur ayam yang telah direbus secukupnya. Di
dekat tempat tidur bayi diletakkan sesaji intuk-intuk. Intuk-intuk yaitu
tumpeng kecil yang dibalut dengan daun pisang (Jawa: diconthongi), di puncaknya
dicoblosi bawang merah, cabe merah (lombok abang). Di samping dan sekitarnya
dihiasi dengan bermacam-macam warna bunga (sekar mancawarna).
Tumpeng berlubang atau bermata (bathok bolu), dilengkapi
dengan telur ayam mentah, kemiri dan kluwak. Bayi yang telah berumur selapan
atau 35 hari rambutnya dicukur, kukunya dipotong. Menurut kepercayaan, rambut
cukuran pertama, potongan kuku pertama dan puser yang telah terlepas dijadikan
satu, dicampur dengan kembang telon(tiga macam bunga) yang kemudian dibungkus
menjadi satu. Bila bayi itu telah dewasa kelak isi bungkusan tadi ditelan
bersama-sama dengan pisang mas. Hal tersebut bermanfaat untuk tulak balak
artinya tidak akan terkena guna-guna dan terlepas dari segala macam bahaya.
Ø Upacara
Tedhak Siten (Tradisi Mengenalkan Jati Diri)
Dalam adat tradisi Jawa ada upacara yang disebut
Tedhak Siten atau upacara dimana seorang anak untuk pertama kali kakinya
menginjak tanah.Tedhak Siten sering juga disebut upacara turun bumi, upacara
tersebut dilaksanakan ketika anak berusia 245(dua ratus empat puluh lima) hari
atau tujuhlapan (7-8) bulan.
Tradisi tedhak siten merupakan rangkaian upacara
kelahiran adat Jawa. Upacara tedhak siten menggambarkan perjalanan hidup
seseorang, berawal dari masih di dalam lindungan orang tua sepenuhnya (dikurung
di kandang ayam), kemudian ketika dia sudah mulai bisa memobilitas dirinya
sendiri (berjalan di atas jadah), dia akan mulai berjalan meniti tangga
kehidupan (naik tangga) dan memilih jalan hidupnya sendiri (mengambil barang
untuk dipilih).
Umumnya pelaksanaan upacara tedhak siten dilaksanakan dihalaman rumah. Adapun alat-alat yang dibutuhkan seperti; Sesaji selamatan yang terdiri dari: nasi tumpeng dengan sayur mayur, jenang (bubur) merah dan putih, jenang boro-boro, dan jajan pasar lengkap. Juwadah (uli) tujuh macam warna yaitu merah, putih, hitam, kuning, biru, jambon (jingga), ungu. Serta sekar (bunga) setaman yang ditempatkan dalam bokor besar dan tanah. Alat lainya adalah tangga yang dibuat dari batang tebu merah hati. Sangkar ayam (kurungan ayam) yang dihiasi janur kuning atau kertas hias warna-warni. Padi, kapas, sekar telon (tiga macam bunga misalnya melati, mawar dan kenanga). Beras kuning, berbagai lembaran uang. Bermacam-macam barang berharga (seperti gelang, kalung, peniti dan lain-lain. Serta, barang yang bermanfaat (misalnya buku, alat-alat tulis dan sebagainya) yang dimasukkan ke dalam Sangkar. |
Prosesi dan
Makna Upacara
1.
Untuk prosesi upacara pertama kali anak dibimbing oleh
kedua orang tuanya berjalan (dititah) dengan kaki menginjak-injak juwadah
atau jenang yang berjumlah tujuh warna. Jenang atau jadah yang terbuat dari
ketan dan terdiri 7 warna melambangkan unsur-unsur kehidupan di dunia ini
yang kelak akan dilalui oleh anak.
Merah perlambang berani, Putih itu Suci, Hijau itu Alam semesta, Biru itu Langit, Kuning itu cahaya, Jingga itu Matahari dan Coklat itu melambangkan bumi. Juwadah 7 warna juga melambangkan agar anak kelak bisa menanggulangan berbagai kesulitan. Selesai itu, anak menginjak tanah sebagai perlambang pertama kalinya iya turun ke tanah. |
2. Tahap Kedua, anak tersebut
dinaikkan ke tangga yang terbuat dari tebu wulung atau tebu itam.
Artinya agar ia mendapat kehidupan sukses dan dinamis setahap demi setahap. Maknanya adalah agar sang anak mantap menjalani kehidupannya kelak yang diharapkan kian lama kian tinggi , baik usia, karier, jabatan, rohani dan pendidikannya. Dari tangga teratas kemudian anak dibopong tinggi-tinggi oleh ayahnya dengan harapan ia akan sampai ke puncak yang tertinggi. Tangga “tebu” arti dalam bahasa Jawa anteping kalbu ketetapan hati dalam mengejar cita-cita agar lekas tercapai. |
3. Tahap
ketiga, anak diajak masuk ke dalam kurungan (kurungan di sini bermaksud untuk
menjaga konsentrasi si anak) dan memilih benda yg telah disiapkan sebelumnya,
dan benda yang dipilih tersebut menggambarkan apa yang akan dipilih oleh si
anak di masa depannya, sebagai contoh jika si anak memilih mainan berbentuk
alat kedokteran, maka di masa depan si anak akan menjadi dokter.
Benda yang pertama kali diambil sang bayi akan melambangkan kehidupannya kelak. Seperti kalau si anak mengambil maina pesawat kelat si anak akan menjadi pilot. Kurungan ayam dimaksudkan agar anak dapat masuk ke dalam masyarakat luas dengan baik dan mematuhi segala peraturan dan adat istiadat setempat. |
4. Setelah
selesai, beras kuning, biji-bijan dan bermacam-macam uang logam ditaburkan
atau yang disebut ‘nyebar udhik-udhik’. Para undangan saling berebut uang
merupakan tambahan acara yang meyemarakkan suasana. Makna lain dari prosesi
ini adalah mencontohkan anak atau cucu agar kelak sang anak menjadi anak yang
dermawan.
|
5.
Setelah selesai memilih benda/barang, dilanjutkan
dengan tahap ke lima, yaitu si anak dimandikan dengan banyu gege yang
melambangkan harapan agar si anak dapat selalu segar dan tegar dalam menjadi
hidupnya di masa depan, dalam istilah jawa dikenal dengan gelis gedhe lan
ilang sarap sawane.
Selain itu air yang dibuat mandi merupakan air yang telah diembunkan kemudian pagi harinya di jemur matahari, atau istilahnya ‘banyu gege. Setelah mandi, anak dikenakan pakaian baru yang bagus agar sedap dan menyenangkan orang tua dan para undangan. Setelah berpakaian anak didudukkan pada tikar, karpet atau lampit dan didekatkan pada barang-barang yang tadi diletakkan didalam kurungan. |
2.3. Mitos-mitos
dan Fakta Budaya Jawa seputar masa Kehamilan,
Persalinan dan Nifas
Mitos-mitos Kebudayaan
Jawa mengenai Kehamilan, Persalinan dan
Nifas berupa:
1)
Minum air kelapa dapat
mempercepat persalinan. Belum ada penelitan yang membuktikan mitos
ini karena lancarnya persalinan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Namun
air kelapa muda memang berkhasiat untuk menjadikan air ketuban putih dan bersih.
2)
Minum minyak
menjelang persalinan dapat melancarkan persalinan.
3) Sebaiknya
ibu hamil tidak melakukan hubungan intim pada trimester pertama kehamilannya.
Belum ada penelitian yang membuktikan bahwa hubungan intim
menyebabkan keguguran. Jadi sepanjang hal itu tidak menyakitkan dan tidak
menimbulkan ketidaknyamanan, ibu hamil boleh saja melakukannya.
4) Leher
ibu hamil yang menghitam atau puting yang berwarna gelap menandakan bayinya
laki-laki .Perubahan warna pada leher atau putting tidak ada hubungannya
dengan jenis kelamin bayi. Perubahan warna kulit pada ibu hamil
diakibatkan peningkatan progesteron dan melanost (hormon yang mengatur
pigmentsi kulit). Karena itu puting susu yang menghitam biasa terjadi
pada kehamilan, baik pada ibu hamil yang mengandung bayi laki-laki atau
perempuan. Selain perubahan warna kulit dan puting susu, ibu hamil juga memiliki
guratan kehitaman di perut dan
garis
hitam dari pusar ke bagian pugbis. Namun gejala ini akan menghilan setelah melahirkan.
5) Bila
bentuk perut calon ibu membulat, berarti bayinya perempuan. Bentuk perut ibu hamil
yang lonjong atau bulat tergantung pada posisi janin dalam kandungan.
Jika janin melintang, perut akan terlihat melebar. Namun jika posisi janin
memanjang, perut akan terlihat tinggi. Selain itu, bentuk perut ibu hamil
juga tergantung pada elastisitas otot dan volume air ketuban. Pada kehamilan
anak pertama, perut akan tampak bulat karena otot masih kencang.
Namun perut ibu yang pernah hamil beberapak kali akan tampak turun
karena ototnya mulai kendur. Pada ibu hamil yang cairan ketubannya
banyak bentuk perutnya akan lebih besar dan bulat.
6) Minum
susu kedelai atau makanan yang terbuat dari kacang kedelai akan membuat bayi
berkulit putih. Minum susu kedelai ataupun makan makanan yang terbuat
dari kacang kedelai tidak berpengaruh pada warna kulit bayi Warna kulit bayi
diturunkan secara genetis dari orang tuanya.
7) Terlalu
sering makan jeruk akan meningkatakan lendir pada paru-paru janin dan resiko kuning
saat bayi lahir. Mitos ini tidak benar. Jeruk ini justru merupakan sumber
vitamin C dan serat yang sangat dibutuhkan ibu hamil. Karena itu,
mengkonsumsi jeruk selama kehamilan dianjurkan.
8) Jika
menginginkan bayi cerdas dan persalinan lancar, sering-seringlah berhubungan intim
selama hamil. Tidak benar bahwa sperma mengandung zat penyubur sehingga
janin yang terkena semburan bisa tumbuh subur dan cerdas. Kesehatan
janin dalam rahim sama sekali tidak berkaitan dengan sperma dan
frekuensi hubungan intim. Kesehatan dan kecerdasan janin tidak dipengaruhi
oleh kualitas sperma suami, melainkan faktor genetik dari kedua
orangtuanya. Orangtua yang cerdas tentu pula berpeluang melahirkan
anak yang cerdas pula. Bagi calon ibu yang memiliki gangguan
kehamilan, seperti riwayat keguguran, placenta previa, dan sebagainya,
sebaiknya tidak melakukan hubungan intim untuk sementara waktu.
Hubungan intim akan meningkatkan kontraksi otot-otot rahim sehingga resiko
keguguran atu janin lahir prematur akan meningkat. Selain itu si ibu juga
mengalami resiko perdarahan. Mitos ini diduga muncul karena orang mengkaitkan
kasih sayang dan perhatian
orangtua,
dimana kondisi psikologis si ibu mungkin dapat menjadi lebih tenang dan nyaman
dengan sering berhubungan intim. Kondisi kejiwaan ibu akan mempengaruhi
janin yang dikandungnya. Calon ibu yang merasa tenang dan nyaman akan
mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin, dan proses persalinan pun dapat
berjalan lancar. Namun hal
sebaliknya
juga bisa terjadi jika calon ibu justeru tidak menikmati hubungan intim tersebut
karena merasa terpaksa atau semata-mata karena kewajiban.
9) Minum
es menyebabkan janin tumbuh besar. Minum es selama kehamilan tidak akan
menyebabkan janin menjadi besar, kecuali jika ibu hamil minum es yang
ditambah sirup, madu, atau gula secara berlebihan. Kandungan karbohidrat
yang terkandung dalam gula inilah yang menyebabkan bayi memiliki berat di atas
normal. Selain
kelebihan gula, ukuran janin juga ditentukan oleh faktor genetik dan asupan nutrisi.
Orang tua yang bertubuh besar sangat mungkin akan melahirkan bayi yang
juga besar. Asupan nutrisi yang baik sangat mempengaruhi
perkembangan fisik janin, sehingga janin akan berkembang dengan baik.
Beberapa penyakit tertentu, seperti diabetes, juga bisa menyebabkan
bayi yang dilahirkan memiliki berat badan yang lebih besar.
10) Ibu
hamil tidak boleh makan pisang, nanas, dan mentimun. Mitos ini sangat dipercaya oleh
sebagian masyarakat di jawa karena bisa mengakibatkan keputihan. Bahkan mereka
percaya bahwa nanas bisa
menyebabkan
keguguran. Konsumsi pisang, nanas, dan mentimun justru disarankan karena kaya
akan viatamin C dan serat yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh
dan melancarkan proses pembuangan sisa-sisa pencernaan. Adapun
keputihan tidak selalu membahayakan. Saat hamil maupun setelah
melahirkan, adalah normal jika ibu mengalami keputihan. Kecuali juka keputihan
tersebut terinfeksi oleh bakteri, jamur, dan virus yang biasanya ditandai
dengan keluhan gatal, bau tidak sedap, dan warnanya kekuningan,
kehijauan atau kecoklatan.
11) Minum
air kelapa hijau menyuburkan rambut bayi. Minum air kelapa hijau tidak berkaitan
dengan rambut bayi. Namun air kelapa hijau memang menyehatkan karena
mengandung elektrolit, sehingga siapa saja termasuk ibu hamil, boleh
meminum air kelapa hijau agar tetap bugar.
12) Ibu
hamil tidak boleh makan daging kambing. Ibu hamil boleh saja mengkonsumsi daging
kambing dengan porsi yang wajar, kecuali ibu hamil yang menderita
kelebihan kolesterol atau penyakit jantung. Daging kambing mengandung
kadar lemak jenuh yang tinggi sehingga mempengaruhi metabolesme asam urat yang
berbahaya bagi penderita
koleterol
tinggi ataupun penderita penyakit jantung.
13) Mengurut
perut ibu hamil. Mitos ini banyak dipercaya di masayarakat. Padahal mengurut perut
ibu hamil dapat meningkatkan resikot terjadinya keguguran dan gangguan
janin, yaitu janin mengalami stress atau tekanan. Jika janin mengalami
stress atau tekanan, pertumbuhannya dapat terganggu.
14) Tabu
jika sudah menyiapkan perlengkapan bayi sebelum bayi lahir. Fakta: Alangkah repotnya
jika semua perlengkapan baru dibeli saat si kecil sudah lahir. Yang
pasti, jangan terlalu boros dulu. Jadi, yang disiapkan hanya hal-hal
yang benar-benar diperlukan dalam jumlah secukupnya. Bayi yang baru lahir sangat mudah
kepanasan. Jadi, sebaiknya
pakaikan baju yang tidak terlalu tertutup. Kenakan baju bayi sesuai cuaca sehingga
dia tidak merasa terlalu kepanasan atau terlalu kedinginan.
15) Jika
ibu hamil senang bersolek maka bayinya yang bakal lahir, berjenis kelamin
perempuan. Fakta: Bersolek tak ada hubungan sediktpun dengan berjenis
kelamin. Memang, bawaan ibu hamil berbeda-beda. Ada yang lebih suka
berdandan agar terkesan rapi. Ada yang malas bersolek karena perut gendutnya
sudah cukup membuatnya repot dan kegerahan. Yang jelas, laki-laki
atau perempuan ditentukan oleh sperma ayah. Jika kromosom X dari sperma
ayah bertemu dengan kromosom X dari sel telur ibu, maka bayinya
dipastikan perempuan. Tapi jika kromosom Y dari sperma ayah bertemu
dengan kromosom X dari sel telur, maka bayinya laki-laki.
16) Saat
hamil jangan mengangkat jemuran dan jangan melakukan gerakan mengangkat.
Konon jika ini dilakukan, tali pusatnya akan membelit di leher bayi.
Fakta: Yang benar, mengangkat barang-barang berat tentu saja tak
dianjurkan bagi ibu hamil. Dikhawatirkan jika ia terlalu lelah, akan
mempengaruhi janin dalam perutnya. Tapi bukan sampai tali pusatnya
akan membelit di leher bayi.
17) Ibu
hamil tak boleh makan dengan piring yang besar agar anaknya tak besar. Fakta: Tentu
saja ini sangat menggelikan. Mungkin saja jika makan dengan piring besar
membuat ibu lupa pada porsi makannya sehingga akhirnya ia makan
berlebihan dan sakit perut. Cara makan yang baik bagi ibu hamil adalah
sedikit-sedikit tapi sering serta mengandung makanan 4 sehat 5 sempurna
18) Tak
boleh makan menggunakan sendok besar, agar bibir si bayi mungil. Fakta: Mungil
atau tidaknya bibir, juga bentuk mata, alis, hidung, bentuk wajah, rambut,
dan sebagainya, akan mengikuti ayah atau ibunya bukan ukuran alat sendok
yang dipakai untuk makan.
19) Jangan
makan ikan mentah agar bayinya tak bau amis. Fakta: Bayi yang baru saja
dilahirkan dan belum dibersihkan memang sedikit berbau amis darah. Tapi ini
bukan lantaran ikan yang dikonsumsi ibu hamil, melainkan karena aroma
(bau) cairan ketuban. Yang terbaik, tentu saja makan ikan matang.
Karena kebersihannya jelas terjaga ketimbang ikan mentah. Mitos ini juga
menyesatkan karena makanan yang kaya akan protein hewani ini justru sangat
dibutuhkan masa nifas. Selain
meningkatkan
daya tahan secara keseluruhan juga membantu mempercepat penyembuhan
luka-luka persalinan.
20) Jangan
makan buah stroberi, karena mengakibatkan bercak-bercak pada kulit bayi. Fakta:
Tak ada kaitan bercak pada kulit bayi dengan buah stroberi. Yang perlu
diingat, jangan makan stroberi terlalu banyak, karena bisa sakit perut.
21) Rajin
makan kunyit biar rahim cepat kering. Fakta: Hingga saat ini belum ada penelitian
tentang manfaat kunyit bagi pemulihan kondisi rahim seusai
melahirkan. Bahkan, berdasarkan pengalaman medis, justru ada beberapa dampak
negatif kalau ibu mengonsumsi banyak kunyit, umumnya bayi jadi
kuning. Toh, rahim akan pulih dengan sendirinya seiring berjalannya
waktu. Kalaupun dianggap perlu, dokter akan meresepkan obat-obatan
tertentu agar luka-luka persalinan segera kering/sembuh dan rahim cepat pulih
seperti sedia kala.
22) Minum
rebusan kacang hijau agar rambut bayi lebat. Kenyataannya: Ini bukan mitos, karena
kandungan protein pada kacang hijau memang cukup tinggi, dan
protein diperlukan untuk pertumbuhan rambut.
23) Persalinan
bisa lancar kalau minum minyak goreng. Kenyataannya: Hingga kini belum ada
penelitian yang membuktikan hal itu.
24) Mengonsumsi
makanan pedas menyebabkan ibu yang hamil tua jadi cepat melahirkan.
Fakta: Sebenarnya, ibu hamil tidak punya pantangan makanan tertentu. Tapi,
ada makanan yang sebaiknya dihindari, seperti makan yang berasal dari
keju yang sangat lembik atau keju dari susu mentah. Makanan-makanan
ini dikhawatirkan cepat busuk, sehingga mengandung bakteri yang disebut
lysteria. Bakteri inilah yang sering
dihubungkan
dengan kemungkinan penyebab keguguran atau persalinan dini.
25) Ibu
hamil dan suaminya dilarang membunuh binatang. Sebab, jika itu dilakukan, bisa
menimbulkan cacat pada janin sesuai dengan perbuatannya itu. Fakta: Tentu saja
tak demikian. Cacat janin disebabkan oleh kesalahan/kekurangan gizi, penyakit,
keturunan atau pengaruh radiasi.
Sedangkan
gugurnya janin paling banyak disebabkan karena penyakit, gerakan ekstrem yang
dilakukan oleh ibu (misal benturan) dan karena psikologis (misalnya
shock, stres, pingsan). Tapi, yang perlu diingat, membunuh atau
menganiaya binatang adalah perbuatan yang tak bisa dibenarkan.
26) Membawa
gunting kecil / pisau / benda tajam lainnya di kantung baju si Ibu agar janin
terhindar dari marabahaya. Fakta: Hal ini justru lebih membahayakan apabila benda
tajam itu melukai si Ibu.
27) Ibu
hamil tidak boleh keluar malam, karena banyak roh jahat yang akan mengganggu janin.
Fakta: secara psikologis, Ibu hamil mentalnya sensitif dan mudah
takut sehingga pada malam hari tidak dianjurkan bepergian. Secara
medis-biologis, ibu hamil tidak dianjurkan kelaur malam terlalu lama,
apalagi larut malam. Kondisi ibu dan janin bisa terancam karena udara
malam kurang bersahabat disebabkan banyak mengendapkan karbon dioksida (CO2).
28) Ibu
hamil dilarang melilitkan handuk di leher agar anak yang dikandungnya tak
terlilit tali pusat. Fakta: Ini pun jelas mengada-ada karena tak ada kaitan
antara handuk di leher dengan bayi yang berada di rahim. Secara medis,
hiperaktivitas gerakan bayi, diduga dapat menyebabkan lilitan tali pusat karena
ibunya terlalu aktif.
29) Ibu
hamil tidak boleh benci terhadap seseorang secara berlebihan, nanti anaknya jadi
mirip seperti orang yang dibenci tersebut. Fakta: Jelas ini bertujuan supaya
Ibu yang sedang hamil dapat menjaga batinnya agar tidak membenci seseorang
berlebihan.
30) Ibu
hamil tidak boleh makan pisang yang dempet, nanti anaknya jadi kembar siam. Fakta:
Secara medis-biologis, lahirnya anak kembar dempet / kembar siam
tidak dipengaruhi oleh makanan pisang dempet yang dimakan oleh ibu
hamil. Jelas ini hanyalah sebuah mitos.
31) “Amit-amit”
adalah ungkapan yang harus diucapkan sebagai "dzikir"- nya orang hamil ketika
melihat peristiwa yang menjijikkan, mengerikan, mengecewakan dan
sebagainya dengan harapan janin terhindar dari kejadian tersebut.
Fakta: Secara psikologis, perilaku tersebut justru dapat berujung pada ketakutan
yang tidak bermanfaat.
32) Dipakaikan
gurita agar tidak kembung. Fakta: Mitos ini tak benar, karena organ dalam
tubuh malah akan kekurangan ruangan. Jika bayi menggunakan gurita,
maka ruangan untuk pertumbuhan organ-organ seperti rongga dada dan
perut serta organ lain akan terhambat. Kalau mau tetap memakaikan
gurita, boleh saja. Asal ikatan bagian atas dilonggarkan, sehingga jantung dan
paru-paru bisa berkembang.
33) Tak
boleh memotong kuku bayi sebelum usia 40 hari. Fakta: Tentu ini tak tepat. Karena kalau
tidak dipotong, kuku yang panjang itu bisa berisiko melukai wajah
bayi. Bahkan, bisa melukai kornea mata. Larangan ini mungkin lebih
disebabkan kekhawatiran akan melukai kulit jari tangan/kaki si bayi saat ibu
mengguntingi kuku-kukunya.
34) Pusar
ditindih koin agar tidak bodong. Fakta: Secara ilmiah memang ada betulnya. Koin itu
hanya alat untuk menekan, karena jendela rongga perut ke pusar belum
menutup sempurna, jadi menonjol (bodong).
35) Hidung
ditarik agar mancung. Fakta: Ini jelas salah, karena tidak ada hubungannya menarik
pucuk hidung dengan mancung-tidaknya hidung.
Mancung-tidaknya
hidung seseorang ditentukan oleh bentuk tulang hidung yang sifatnya
bawaan.
36) Dengan
mengoleskan air embun di lutut bayi setiap pagi maka ia akan cepat bisa berjalan.
Fakta: Secara medis biologis, bayi bisa berjalan bila tulang dan otot-otot
betis dan pahanya telah tumbuh kuat. Kekuatan ini ditentukan oleh faktor
genetika dan nutrisi. Faktor nutrisi yang terpenting adalah kalsium, energi
dan protein. Air embun jelas tidak mengandung unsur tersebut.
37) Ari-ari
sibayi harus dicuci bersih dan dikubur. Fakta: Hal ini tidak ada hubungannya dengan
kondisi bayi yang telah dilahirkan.
38) Tangan
dan kaki bayi harus selalu ditutup dengan sarung tangan/kaki. Faktanya: Boleh-boleh
saja asal dipakaikan kala udara dingin atau untuk menghindari bayi
terluka saat ditinggal. Di luar itu, sebaiknya bayi tak usah dipakaikan sarung.
"Pemakaian sarung justru akan mengurangim perkembangan indera perasa bayi".
39) Dibedong
agar kaki tidak pengkor. Faktanya: Bedong bisa membuat peredaran darah bayi
terganggu lantaran kerja jantung memompa darah menjadi sangat berat.
Akibatnya, bayi sering sakit di sekitar paru-paruatau jalan napas. Bedong juga
bisa menghambat perkembangan motorik sibayi, karena tangan dan kakinya tak
mendapatkan banyak kesempatan
untuk
bergerak. Sebaiknya bedong dilakukan hanya setelah bayi dimandikan atau kala
cuaca dingin, untuk menjaganya dari udara dingin. Dipakainya pun longgar.
Yang jelas, pemakaian bedong sama sekali tak ada kaitannya dengan
pembentukan kaki.
40) Bayi
usia seminggu diberi makan pisang dicampur nasi agar tidak kelaparan. Faktanya:
Salah, pasalnya usus bayi di usia ini belum punya enzim yang mampu
mencerna karbohidrat dan serat-serat tumbuhan yang begitu tinggi.
Akibatnya, bayi jadi sembelit, karena makanan padat pertama adalah di usia
4 bulan, yakni bubur susu dan 6 bulan makanan padat kedua, bubur tim.
41) "Kalau
bayi yang sakit, ibunya aja yang minum obat. Khasiatnya sama, kok". Konon
obat apa pun yang diminum ibu akan terbawa oleh ASI sehingga sama
ampuhnya untuk mengobati sakit si kecil. Jadi, kalau bayi demam cukup ibu
saja yang minum obat penurun panas. Ini jelas tidak benar karena
konsentrasi obat sangat menentukan kesembuhan seseorang. Konsentrasi
obat pada ASI yang relatif sangat sedikit tentu akan membuat penyakit
bayi sulit disembuhkan. Karena itu, kalau anak sakit harus segera bawa
ke dokter anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar